“Kebahagiaan bergantung pada diri kita sendiri” (Aristoteles).
Kunci kebahagiaan ada pada genggaman kita bukan pada orang lain, maka ciptakanlah bahagia itu sendiri dengan kebahagiaan yang positif dan dapat bernilai ibadah. Ada lima kategori orang yang bahagia yaitu di antarnya:
Orang yang paling banyak bersyukur
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat besar”. (Qs. Ibrahim : 7)
Jika saat ini di antara kita ada yang bekerja dengan gaji yang tidak besar, kita harus tetap bersyukur karena di luar sana masih banyak orang yang tidak memiliki pekerjaan. Apapun pekerjaannya, berapapun gajinya, asalkan halal dan diniatkan untuk ibadah maka Allah akan memberikan keberkahan dan kecukupan dalam hidup.
Jika saat ini kita kuliah bukan di perguruan tinggi ternama, kita juga tetap harus bersyukur karena Allah masih memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kita. Karena banyak orang di luar sana yang tidak bisa melanjutkan pendidikannya.
Dan masih banyak contoh lainnya yang seharusnya bisa menjadikan ladang besyukur kita sebanyak-banyaknya.
Orang yang paling banyak bersedekah
Sedekah tidak mengurangi harta, bahkan Allah akan melipatgandakan harta kita. Seorang psikolog dari University of Columbia bernama Elizabeth Dunn, ia bekerjasama dengan Harvard Business School untuk melakukan eksperimen dengan meminta responden memilih kebahagiaan masing-masing dan melaporkan pendapatan pertahunnya. Kemudian, mereka diminta untuk menghitung berapa besar pendapatan yang dihabiskan untuk diri sendiri dan berapa yang diberikan untuk orang lain. Kesimpulannya, mereka yang memberi lebih banyak untuk orang lain ternyata hidupnya lebih bahagia. Sementara mereka yang tak mempunyai porsi pendapatan untuk orang lain, rata-rata merasa hidupnya biasa-biasa saja.
“Dan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya untuk mencari rida Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Qs. Al Baqarah:265).
Orang yang Paling Banyak Memaafkan
Memaafkan adalah salah satu cara untuk bahagia, karena dengan memaafkan hati kita terhindar dari sifat benci, iri, dan balas dendam. Rasulullah saja pernah dilempari batu oleh penduduk Thaif. Tetapi apakah Rasulullah dendam? Tentu saja tidak, bahkan beliau langsung memaafkan dan mendoakan orang yang mendzholiminya.
Orang yang Paling Banyak Tersenyum
Tetaplah tersenyum meski hati dan pikiran kita sedang tidak baik-baik saja. Dengan tersenyum tubuh akan mengirimkan sinyal ke otak untuk mengeluarkan hormon serotonin, yaitu hormon yang mengatur suasana hati agar bahagia dan mencegah depresi. Ada sebuah kalimat bijak mengatakan “Awali harimu dengan senyuman” karena saat kita mengawali hari dengan tersenyum, maka tubuh akan memberikan aura yang positif sehingga kita akan menikmati hari yang menyenangkan.
Orang yang Paling Banyak Bermanfaat
Ketika kita membantu orang lain maka orang lain akan merasakan bahagia atas bantuan kita, dan saat itulah kita merasa bahagia melihatnya karena diri kita telah memberikan manfaat untuknya. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. Dan sebaik-baik kebahagiaan adalah ketika kita telah memberikan kebahagiaan untuk orang lain. Serta kebahagiaan yang haqiqi adalah saat hati kita selalu dekat dengan Sang pemilik kebahagiaan yaitu Allah SWT..
Share
4 Comments
masyaAllah, smoga kita termasuk orang yang bahagia. Aamiin
Maa sya Allah, yuk senantiasa membahagiakn diri dan sesama. 🙂
Masya Allah semoga kita termasuk di antaranya
MaasyaaAllah