LAZ RYDHA – Rumah Yatim Dhuafa Rydha

Badan Bugar, Puasa Lancar: 7 Tips Olahraga Selama Ramadhan

Badan Bugar, Puasa Lancar: 7 Tips Olahraga Selama Ramadhan

Halooo sahabat Rydha, apakah ada diantara kalian yang hobby olahraga tapi takut puasanya batal? padahal berolahraga pada bulan ramadhan penting banget loh walaupun memang memiliki tantangan tersendiri karena tubuh mengalami perubahan dalam asupan makanan dan cairan. Namun, dengan beberapa tips berikut, sahabat dapat menjaga kesehatan dan tetap aktif selama berpuasa:

  1. Pilih Waktu yang Tepat: Pilih waktu yang tepat untuk berolahraga, yaitu sebelum berbuka puasa atau 30 menit sebelum sahur. Pilih waktu di mana suhu tubuh sedang dalam kondisi optimal dan energi Anda cukup untuk beraktivitas fisik.
  2. Jangan Berlebihan: Hindari olahraga yang terlalu berat atau intensitas tinggi saat berpuasa. Pilihlah olahraga ringan hingga sedang seperti jalan kaki, bersepeda santai, atau yoga yang tidak membebani tubuh secara berlebihan.
  3. Perhatikan Cairan: Pastikan Anda tetap terhidrasi dengan baik. Minumlah air putih dalam jumlah yang cukup saat berbuka puasa dan saat sahur untuk mengganti cairan yang hilang selama berolahraga.
  4. Perhatikan Nutrisi: Pastikan makanan berbuka puasa dan sahur Anda mengandung nutrisi yang cukup untuk mendukung aktivitas fisik. Pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan serat untuk memberikan energi yang bertahan lama.
  5. Istirahat Cukup: Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup antara berolahraga dan waktu berbuka puasa atau sahur. Istirahat yang cukup membantu tubuh memulihkan energi dan mengoptimalkan hasil olahraga.
  6. Hindari Paparan Langsung Matahari: Jika memungkinkan, hindari berolahraga di bawah terik matahari langsung, terutama saat awal-awal berpuasa. Suhu yang tinggi dapat meningkatkan risiko dehidrasi dan kelelahan.
  7. Mulai Perlahan: Jika Anda tidak terbiasa berolahraga saat berpuasa, mulailah dengan intensitas dan durasi yang rendah terlebih dahulu, lalu tingkatkan secara bertahap seiring waktu.

Nah, karena sekarang sudah tahu tips berolahrga selama bulan ramdhan, jadi sahabat harus tetap berolahraga yah agat ibadah kita lancar tetapi tetap sehat dan bugar.

 

7 Aktivitas Yang Wajib Kamu Lakukan Selama Ramadhan Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Memaksimalkan Ibadah

7 Aktivitas Yang Wajib Kamu Lakukan Selama Ramadhan Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Memaksimalkan Ibadah

 

Hi Sahabat, tentunya Ramadhan tahun ini harus menjadi Ramadhan yang lebih baik dan terbaik dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk memaksimalkan Ramadhan, dibutuhkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat agar lebih produktif dan bernilai pahala.

Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan, diantaranya adalah 7 aktivitas ini yang wajib kamu lakukan selama Ramadhan 1445 H ini.

1. Tadarus Al-Qur’an

Selama Ramadhan, Sahabat wajib banget menghidupkan Al-Qur’an minimal sehari 1 juz sehingga ketika Ramadhan usai bacaan Al-Qur’annya juga bisa dikhatamkan.

2. Shalat Tahajjud

Bagi Sahabat yang belum bisa bangun di sepertiga malam, mulai Ramadhan ini pasti akan sering bangun di sepertiga malam karena harus melaksanakan sahur. Nah, ada baiknya sahabat sebelum sahur melaksanakan tahajjud terlebih dahulu.

3. Sedekah Setiap Hari

Karena pada bulan Ramadhan setiap amal ibadah akan dilipat gandakan, begitupun nilai sedekah yang sahabat berikan. Kalau ternyata sedekah materil belum mencukupi, minimal senyum setiap saat

4. Dzikir Setiap Hari

Sebagai muslim, harusnya kita sudah terbiasa dalam hal berdzikir karena setiap aktivitas yang kita lakukan pasti ada do’a yang terucap. Oleh karena itu, mulai Ramadhan ini sahabat harus mulai mempraktikan doa-doa tersebut. Kalau belum hafal gimana? Minimal dzikir pagi dan petang yah sahabat.

5. Mengurangi Kebiasaan Buruk

Ternyata dalam hari-hari kita, banyak banget kebiasaan yang dianggap remeh tapi ternyata tidak produktif. Misalnya terlalu banyak bermain media sosial, bermain game, bahkan ngobrol dengan tidak ada ujungnya juga termasuk dalam kebiasaan tidak produktif. Oleh karena itu, mulai Ramadhan ini mari kita gunakan waktu menjadi lebih produktif dengan perbanyak ibadah.

6. Membiasakan Hidup Sehat

Banyak orang berharap bahwa dengan Ramadhan akan menurunkan berat badan dan hidup akan lebih sehat, faktanya ternyata tidak demikian karena banyak dari kita justru makan dengan tidak terukur pada waktu sahur dan berbuka sehingga mengakibatkan “kekenyangan” yang tentunya tidak baik bagi tubuh. Yuk mulai hidup sehat, minimal dengan memperhatikan asupan ketika sahur dan berbuka.

7. Membuat Jurnal Refleksi Diri

Nah, tidak kalah penting dari poin 1-6. Journaling juga penting banget untuk kita khususnya ketika Ramdhan karena kita akan bisa lebih mengukur aktivitas apa saja yang telah kita lakukan sehingga keesokan harinya kan lebih baik lagi.

Sahabat, ini cuma tujuh kegiatan yang sahabat bisa lakukan selama Ramdhan padahal masih banyak aktivitas lainnya, jadi kalau mau ditambah silahkan yah. Yuk lakukan 7 kegiatan ini sebagai challenge selama 30 hari kedepan agar Ramadhan kita tahun ini lebih maksimal.

Penuhi Ramadhan dengan berbagi kebaikan DISINI.  Jangan lupa untuk share postingan ini agar manfaatnya bisa lebih luas lagi yah sahabat.

Syarat-syarat Tobat Nasuha Menurut Surat At-Tahrim Ayat 8

Syarat-syarat Tobat Nasuha Menurut Surat At-Tahrim Ayat 8

Surat At-Tahrim ayat 8 mengandung perintah tobat nasuha, bentuk tobat yang sejati, namun disertai  tiga syarat-syarat tobat nasuha yang harus dipenuhi. Surat ini, surat ke-66 dalam Al-Qur’an, terdiri dari 12 ayat dan terletak setelah surat At-Talaq dan sebelum surat Al-Mulk.

Ayat ke 8 secara khusus menurunkan perintah tobat nasuha kepada mereka yang ingin kembali kepada Allah. Allah menjanjikan surga dengan sungai-sungai mengalir bagi siapa saja yang bertobat.

Cahaya bagi mereka bersinar di depan dan di sebelah kanan, memohon kepada Tuhan untuk menyempurnakan cahaya dan mengampuni mereka.

Berikut bunyi lafal dan pembahasan mengenai tobat nasuha tersebut!

Surat At-Tahrim Ayat 8, Arab, Latin, dan Artinya

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya.

Tobat, berasal dari kata “tawaba,” berarti pulang, kembali, penyesalan, atau meminta perlindungan. Ibnu Qayyim menjelaskan tobat sebagai penyesalan terhadap maksiat, meninggalkannya, dan keinginan kuat untuk tidak mengulanginya.

Rizem Aizid dalam Di Bawah Naungan ‘Arsy menyebutkan yang dinamakan dengan tobat nasuha adalah penyesalan yang sungguh-sungguh sehingga ia tidak akan mengulangi perbuatan keji yang sama.

Kalbi menyatakan bahwa tobat nasuha melibatkan penyesalan, istighfar, menjauhi dosa, dan ketenangan bahwa dosa tidak akan diulangi.

Lima Hal sebagai syarat-syarat Tobat Nasuha

Tobat nasuha pada surat At-Tahrim ayat 8 adalah tobat tertinggi dan tanpa kembalinya. Lima unsur harus dipenuhi, menurut Muhammad Syafi’ie El-Bantanie:

  1. Menyadari Kesalahan: Bertobat dimulai dengan menyadari dosa dan maksiat sebagai kesalahan yang dibenci oleh Allah.
  2. Menyesali Kesalahan: Syarat kedua adalah menyesali dosa, dengan tekad untuk tidak mengulanginya. Rasulullah SAW mengatakan, “Menyesal itu adalah tobat.”
  3. Memohon Ampun kepada Allah SWT: Setelah menyesal, seseorang harus meminta ampun kepada Allah dengan beristighfar, sesuai sabda Rasulullah SAW, “Tidak ada dosa yang besar dengan istighfar.”
  4. Berjanji Tidak akan Mengulanginya: Janji harus tulus dari hati nurani, bukan hanya diucapkan dengan bibir, dan diikuti dengan niat sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi dosa.
  5. Memperbanyak Amal Saleh dan Pahala: Tanda tobat sejati adalah mengubur dosa dengan amal baik dan pahala, menunjukkan perubahan dan upaya meningkatkan ketaatan kepada Allah.

Dengan memahami dan memenuhi kelima unsur ini, seseorang dapat mencapai tobat nasuha yang sejati, membuka pintu ampunan Allah dan mengarahkan diri pada jalan yang benar.

Mau baca Inspirasi lain klik disini

10 Fenomena Jamaah Shalat Jumat Yang perlu diperbaiki

10 Fenomena Jamaah Shalat Jumat Yang perlu diperbaiki

Salat Jumat adalah momen ibadah kolektif yang sangat penting dalam agama Islam. Namun, seperti halnya dalam setiap aspek kehidupan, pelaksanaan salat Jumat juga dapat mencerminkan beberapa fenomena yang perlu mendapatkan perhatian dan perbaikan dari jamaah. Berikut adalah 10 fenomena jamaah Shalat Jumat  yang sering terjadi dan seharusnya menjadi fokus perbaikan bagi jamaah shalat Jumat:

1. Keterlambatan Datang ke Masjid

Banyak jamaah yang sering terlambat datang ke masjid saat pelaksanaan salat Jumat. Padahal, Allah menegaskan pentingnya bersegera menuju masjid dalam Al-Quran. Keterlambatan ini dapat mengganggu khusyuknya ibadah dan menghormati khatib yang sudah naik mimbar.

2. Tidak Melaksanakan Mandi Jumat

Mandi Jumat adalah sunah yang dianjurkan sebelum pelaksanaan salat Jumat. Namun, fenomena ini sering diabaikan, bahkan oleh mereka yang memiliki waktu untuk melakukannya sebelum berangkat bekerja. Mandi Jumat dapat meningkatkan kebersihan dan kesakralan ibadah.

3. Kurangnya Penggunaan Minyak Wangi

Meskipun bukan kewajiban, menggunakan minyak wangi sebelum salat Jumat dianggap sebagai sunah. Ini dapat meningkatkan kebersihan personal dan menciptakan lingkungan yang menyenangkan di masjid, sehingga tidak mengganggu jamaah lainnya.

4. Menghindari Shaf Terdepan

Beberapa jamaah cenderung menghindari shaf terdepan, baik dalam salat Jumat maupun kegiatan lainnya. Meskipun shaf terdepan masih kosong, sebaiknya jamaah lebih proaktif untuk mengisi posisi tersebut, menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap ibadah.

5. Tidak Membaca Doa Masuk Masjid

Masuk masjid seharusnya diawali dengan doa. Sayangnya, banyak jamaah yang masuk tanpa berdoa, bahkan lebih disayangkan jika mereka datang terlambat dan mengabaikan adab masuk masjid.

6. Tidak Melaksanakan Salat Sunah Tahiyatul Masjid

Salat sunah tahiyatul masjid seharusnya dilakukan sebelum duduk di masjid. Meskipun tidak wajib, Rasulullah menekankan pentingnya melaksanakan salat sunah ini, bahkan lebih diutamakan daripada mendengarkan khutbah Jumat.

7. Tidur Saat Khutbah

Fenomena ini sering terlihat di berbagai masjid, dimana sebagian jamaah justru tertidur atau tidak khusyuk saat khatib berkhutbah. Ini mengurangi esensi dan makna dari pelaksanaan salat Jumat.

8. Tidak Berdoa Antara Dua Khutbah

Waktu antara dua khutbah merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa. Namun, banyak jamaah yang melewatkan kesempatan ini, terutama bagi yang tertidur selama khutbah.

9. Khutbah yang Terlalu Panjang

Beberapa khatib terkadang memberikan khutbah yang terlalu panjang, menyebabkan beberapa jamaah menjadi bosan atau mengantuk. Seharusnya, khatib memperhatikan durasi khutbah agar tetap efektif dan memberikan pesan yang jelas.

10. Pulang Langsung Setelah Salam

Ada fenomena di mana sebagian jamaah langsung pulang setelah salam tanpa melaksanakan doa atau salat sunah di rumah. Padahal, momen setelah salat Jumat adalah waktu yang baik untuk berdoa dan memperbanyak amalan ibadah.

itulah 10 Fenomena Jamaah Shalat Jumat Yang perlu diperbaiki. Mengenali dan berupaya memperbaiki fenomena-fenomena ini dapat meningkatkan kualitas ibadah kolektif dalam salat Jumat. Semoga dengan perhatian dan kesadaran bersama, jamaah dapat menciptakan lingkungan ibadah yang lebih baik dan penuh khushu’ (khusyuk).

Begadang Bikin Otak Lemot? Inilah Fakta yang Perlu Diwaspadai

Begadang Bikin Otak Lemot? Inilah Fakta yang Perlu Diwaspadai

Di era digital ini, banyak orang yang begadang, Padahal Begadang Bikin Otak Lemot. 5 fakta yang harus diwaspadai sebagai efek akibat yang ditimbulkan dari.

Bagi mereka yang telah membiasakan diri dengan begadang, seringkali meremehkannya, padahal terdapat banyak dampak negatif yang dapat timbul dari kebiasaan ini.

Salah satu dampak umum dari begadang adalah peningkatan risiko gangguan metabolisme yang dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh.

Namun, apakah kamu tahu bahwa kebiasaan begadang juga dapat memberikan dampak yang merugikan bagi kesehatan otak?

Berikut 5 fakta Begadang bikin otak lemot  yang perlu diwaspadai mengenai efek begadang terhadap kesehatan otak:

1. Gagal Fokus

Tanpa disadari, kebiasaan sering begadang dapat menyebabkan gangguan pada tingkat konsentrasi. Otak yang mengalami kelelahan cenderung kesulitan mempertahankan fokus, sehingga kinerja dalam pekerjaan atau tugas yang membutuhkan perhatian ekstra dapat terpengaruh.

2. Gangguan pada kemampuan Kognitif

Disarankan untuk mendapatkan tidur yang cukup, karena hal ini memiliki peran penting dalam proses konsolidasi memori dan pembelajaran. Kekurangan waktu tidur dapat menghambat kemampuan kognitif, menyulitkan otak untuk menyimpan informasi dengan efektif.

Begadang Bikin Otak Lemot

3. Meningkatkan Potensi Risiko Penyakit Neurodegeneratif

Dianjurkan untuk mendapatkan cukup waktu tidur, sebab kekurangan tidur dapat meningkatkan potensi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Tidur yang tidak memadai dapat menjadi faktor risiko yang memengaruhi kesehatan otak dan meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit neurodegeneratif.

Ketika otak tidak mendapatkan istirahat yang cukup, kemungkinan kerusakan pada sel dan jaringan otak meningkat secara signifikan.

4. Menurunkan kapasitas Daya Ingat

Jika kebiasaan Begadang terus-menerus terjadi, hal itu dapat menyebabkan penurunan kemampuan daya ingat. Otak yang tidak mendapatkan istirahat yang cukup cenderung kesulitan mempertahankan dan mengingat informasi dengan efektif.
Faktor kelelahan yang disebabkan oleh kebiasaan begadang dapat merugikan kemampuan daya ingat, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Gangguan pada proses konsolidasi memori membuat informasi sulit diakses dan diingat dengan efektif.

5. Mengurangi Kekuatan Sistem Kekebalan Tubuh

Tidak mendapatkan cukup waktu tidur, terutama akibat kebiasaan begadang, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi karena kurangnya istirahat yang diperlukan untuk mendukung fungsi optimal sistem kekebalan.

Agar dapat menghindari kebiasaan begadang, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:

  1. Tetapkan jadwal tidur yang konsisten dan patuhi dengan disiplin.
  2. Buatlah rutinitas sebelum tidur yang menenangkan untuk membantu tubuh bersiap untuk istirahat.
  3. Hindari konsumsi kafein dan alkohol sebelum tidur, karena kedua zat tersebut dapat mengganggu kualitas tidur.
  4. Pastikan kamar tidur Anda memiliki kondisi yang optimal, yaitu gelap, sejuk, dan tenang, untuk menciptakan lingkungan tidur yang nyaman.
  5. Lakukan olahraga secara teratur, karena aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan membantu mengatur ritme tidur.

 

Membedah Kesalahan-kesalahan di Bulan Ramadhan

Membedah Kesalahan-kesalahan di Bulan Ramadhan

Berikut kita akan membedah kesalahan-kesalahan di bulan Ramadhan yang tersebar luas di tengah-tengah kaum muslimin. Semoga dengan mengetahui hal ini, kita dapat membetulkan kekeliruan yang selama ini terjadi.

1. Mengkhususkan Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan

Tidaklah tepat ada yang meyakini bahwa menjelang bulan Ramadhan adalah waktu utama untuk menziarahi kubur orang tua atau kerabat (yang dikenal dengan “nyadran”). Kita boleh setiap saat melakukan ziarah kubur agar hati kita semakin lembut karena mengingat kematian. Namun masalahnya adalah jika seseorang mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu dan meyakini bahwa menjelang Ramadhan adalah waktu utama untuk nyadran atau nyekar. Ini sungguh suatu kekeliruan karena tidak ada dasar dari ajaran Islam yang menuntunkan hal ini.

2. Padusan, Mandi Besar, atau Keramasan Menyambut Ramadhan

Tidaklah tepat amalan sebagian orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan mandi besar atau keramasan terlebih dahulu. Amalan seperti ini juga tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lebih parahnya lagi mandi semacam ini (yang dikenal dengan “padusan”) ada juga yang melakukannya campur baur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat pemandian. Ini sungguh merupakan kesalahan yang besar karena tidak mengindahkan aturan Islam. Bagaimana mungkin Ramadhan disambut dengan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah?!

3. Mendahului Ramadhan dengan Berpuasa Satu atau Dua Hari Sebelumnya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدٌ الشَّهْرَ بِيَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ أَحَدٌ كَانَ يَصُومُ صِيَامًا قَبْلَهُ فَلْيَصُمْهُ

Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka puasalah.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Nasa’i)

Pada hari tersebut juga dilarang untuk berpuasa karena hari tersebut adalah hari yang meragukan. Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ الْيَوْمَ الَّذِي يُشَكُّ فِيهِ فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Barangsiapa berpuasa pada hari yang diragukan maka dia telah mendurhakai Abul Qasim (yaitu Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, pen).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Tirmidzi)

4. Puasa, tetapi banyak tidur yang tidak perlu

Sebagian orang termotivasi dengan hadits berikut untuk banyak tidur di bulan Ramadhan,

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ

“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Doanya adalah doa yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan..”

Perowi hadits di atas  adalah ‘Abdullah bin Aufi. Hadits ini dibawakan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 3/1437. Dalam hadits ini terdapat Ma’ruf bin Hasan dan dia adalah perowi yang dho’if (lemah). Juga dalam hadits ini terdapat Sulaiman bin ‘Amr yang lebih dho’if dari Ma’ruf bin Hasan.

Perlu diketahui bahwa hadits ini adalah hadits yang dho’if. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Adh Dho’ifah no. 4696 mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits yang dho’if (lemah).

Para ulama biasa menjelaskan suatu kaedah bahwa setiap amalan yang statusnya mubah (seperti makan, tidur dan berhubungan badan) bisa mendapatkan pahala dan bernilai ibadah apabila diniatkan untuk melakukan ibadah. Ibnu Rajab menerangkan, “Jika makan dan minum diniatkan untuk menguatkan badan agar kuat ketika melaksanakan shalat dan berpuasa, maka seperti inilah yang akan bernilai pahala. Sebagaimana pula apabila seseorang berniat dengan tidurnya di malam dan siang harinya agar kuat dalam beramal, maka tidur seperti ini bernilai ibadah.” Lihat Latho-if Al Ma’arif, 279-280.

Intinya, semuanya adalah tergantung niat. Jika niat tidurnya hanya malas-malasan sehingga tidurnya bisa seharian dari pagi hingga sore, maka tidur seperti ini adalah tidur yang sia-sia. Namun jika tidurnya adalah tidur dengan niat agar kuat dalam melakukan shalat malam dan kuat melakukan amalan lainnya, tidur seperti inilah yang bernilai ibadah.

5. Puasa, tetapi tidak shalat lima waktu

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin –rahimahullah– pernah ditanya, “Apa hukum orang yang berpuasa namun meninggalkan shalat?” Beliau rahimahullah menjawab, “Puasa yang dilakukan oleh orang yang meninggalkan shalat tidaklah diterima karena orang yang meninggalkan shalat berarti kafir dan murtad. Dalil bahwa meninggalkan shalat termasuk bentuk kekafiran adalah firman Allah Ta’ala,

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS. At Taubah: 11)

Alasan lain adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ

Pembatas antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim, no. 82)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah mengenai shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” (HR. An Nasa’i no. 463, Tirmidzi no. 2621, Ibnu Majah no. 1079 dan Ahmad 5/346. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Pendapat yang mengatakan bahwa meninggalkan shalat merupakan suatu kekafiran adalah pendapat mayoritas sahabat Nabi bahkan dapat dikatakan pendapat tersebut termasuk ijma’ (kesepakatan) para sahabat.

‘Abdullah bin Syaqiq –rahimahullah– (seorang tabi’in yang sudah masyhur) mengatakan, “Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap suatu amalan yang apabila seseorang meninggalkannya akan menyebabkan dia kafir selain perkara shalat.” Perkataan ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi (no. 2622) dari ‘Abdullah bin Syaqiq Al ‘Aqliy, seorang tabi’in. Hakim mengatakan bahwa hadits ini bersambung dengan menyebut Abu Hurairah di dalamnya. Sanad (periwayat) hadits ini adalah shohih. Lihat Ats Tsamar Al Mustathob fi Fiqhis Sunnah wal Kitab, hal. 52.

Oleh karena itu, apabila seseorang berpuasa namun dia meninggalkan shalat, puasa yang dia lakukan tidaklah sah (tidak diterima). Amalan puasa yang dia lakukan tidaklah bermanfaat pada hari kiamat nanti.

Kami katakan, “Shalatlah kemudian tunaikanlah puasa”. Adapun jika engkau puasa namun tidak shalat, amalan puasamu akan tertolak karena orang kafir (sebab meninggalkan shalat) tidak diterima ibadah darinya. Lihat Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Ibnu ‘Utsaimin, 17:62.

Sumber : rumaysho

7 Hal yang harus dipersiapkan menyambut bulan Ramadhan

7 Hal yang harus dipersiapkan menyambut bulan Ramadhan

Setiap tahun menjelang memasuki bulan suci Ramadhan, kita sering kali lupa akan persiapan yang harus dilakukan menytambut bulan suci Ramadha. dan amalan sunnah yang patut diketahui sebelum memasuki bulan penuh berkah tersebut. Berikui ini adalah 7 Hal yang harus dipersiapkan menyambut bulan Ramadhan, yang harus kamu ketahui.

1. Membayar hutang puasa tahun lalu

Salah satu persiapan yang penting adalah menuntaskan hutang puasa tahun sebelumnya. Sebagaimana disampaikan dalam hadis dari Ibnu Umar

عن ابن عمر ان النبي ص قال قضاء رمضان ان شاء فرق و ان شاء تابع

Dari ibnu Umar (dilaporkan ) bahwa Nabi SAW bersabda : Mengganti puasa Ramadhan itu boleh di pisah-pisah dan bila hendak disambung juga boleh (HR Ad-Daruqutni)

2.  Menanamkan Kerinduan terhadap bulan Ramadhan

Menanmkan kerinduan terhadap bulan Ramadhan dapat dilakukan melalui bacaan doa yang tulus. Dengan membaca doa, kita bisa menyampaikan keinginan dan harapan kita untuk mendapatkan keberkahan di bulan yang penuh keutamaan ini.

—اللهم بارك لنا في رجب وشعبان و بلغنا ر مضان

“ Ya Allah berkailah kami dalam Rajab dan sya’ban, serta sampaikan kami pada bulan Ramadhan”

3. Melakukan persiapan Fisik

Persiapan fisik sebelum memasuki bulan Ramadhan merupakan langkah penting untuk memastikan kesehatan dan kebugaran tubuh selama berpuasa. Menjaga kondisi fisik dan kesehatan jasmani menjadi hal yang sangat penting. Keberhasilan ibadah dapat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, sehingga menghindari sakit sangatlah adalah hal penting.

Untuk itu, perlu memperhatikan kondisi fisik dan jasmani sejak sekarang dengan mengurangi kebiasaan tidak sehat seperti begadang dan mengonsumsi makanan yang kurang sehat. Mulailah membiasakan diri untuk berolahraga secara rutin dan jika diperlukan, konsumsilah vitamin atau suplemen kesehatan. Dengan mengonsumsi multivitamin, tubuh dapat menjadi lebih kuat menghadapi bulan Ramadan sehingga pelaksanaan ibadah puasa dapat berjalan maksimal hingga akhir bulan

satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya adalah adpatasi Fisik terhadap puasa dengan sering berpuasa di bulan sebelumnya, bulan Sya’ban. sebagaimana hadist yang diriwyatkan oleh Aisya.

—وما رايت رسول الله ص استكمل صيام شهر قط الا رمضان وما رايته في شهر قط اكثر منه صياما في شعبان

“Dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa sebulan penuh selain Ramadhan, juga aku tidak pernah melihat bulan yang lebih banyak beliau berpuasa selain puasa di bulan Sya’ban”. (HR. Ahmad)

4. Memperbaiki sikap terhadap pelaksanaan puasa Ramadhan.

  • Menghilangkan sikap acuh tak acuh.
  • Menghilangkan pandangan bahwa puasa sebagai beban yang berat.
  • Menyadari puasa sebagai kewajiban agama.
  • Menyadari bahwa puasa merupakan kebutuhan untuk memperkaya pengabdian kepada Allah.

5. Memahami Fiqh Puasa, dengan mempelajari tentang :

  • Niat Puasa.
  • Waktu Puasa.
  • Adab Sahur dan Buka Puasa.
  • Hal-hal yang wajib ditinggalkan.
  • Hal-hal yang dibolehkan dalam puasa.
  • Pembatal-pembatal puasa.
  • Amalan utama dibulan Ramadhan.

6. Memahami dan mempelajari hal-hal yang harus dihindari selama berpuasa

Mengucapkan atau melakukan tindakan yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip Islam, seperti berbohong, memfitnah, menggosip, menipu, berbicara kasar, mencaci maki, berkumur secara berlebihan, tidak menahan hawa nafsu, dan sebagainya.

Perintah meninggalkan dusta saat berpuasa telah disebutkan dalam hadits berikut ini,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)

7. Memahami dan mempelajari amalan yang dianjurkan selama bulan Ramadhan.

  • Melaksanakan  qiyamul-lail atau shalat Tarawih.
  • Meningkatkan amal infaq dan sedekah.
  • Mentadaburi Al-Qur’an, membaca dan mempelajari tafsirnya
  • Melakukan i’tikaf di masjid selama sepuluh hari terakhir Ramadhan.
  • dan lain sebagainya.

Itulah 7 Hal yang harus dipersiapkan menyambut bulan Ramadhan, yang perlu kita ketahui.

Doa apa yang seharusnya dibaca ketika bangun tidur?

Doa apa yang seharusnya dibaca ketika bangun tidur?

Saat membuka mata di pagi hari, kita menerima anugerah kehidupan yang berharga. Memulai harimu dengan doa saat bangun tidur bukan hanya ritual rohaniah, melainkan juga sarana untuk mencapai ketenangan pikiran dan kedamaian hati.

Doa apa yang seharusnya dibaca ketika bangun tidur?

Doa saat bangun tidur adalah tindakan sederhana namun memiliki makna mendalam, mengingatkan kita bahwa setiap momen kehidupan adalah anugerah yang berharga. Membaca doa setelah bangun tidur memiliki berbagai kelebihan, mulai dari memberikan ketenangan jiwa, menumbuhkan rasa syukur, hingga membantu mengatur fokus dan prioritas untuk hari yang akan dihadapi.

Lantas, doa apa yang seharusnya dibaca ketika bangun tidur? Temukan jawabannya dalam uraian berikut.

Bacaan Doa Saat Bangun Tidur dan Penjelasannya Mengucapkan doa saat bangun tidur sangat disarankan bagi setiap Muslim. Terdapat dua jenis doa saat bangun tidur, yakni yang panjang dan yang pendek.

1. Doa Bangun Tidur Pendek

Doa Bangun Tidur

الحَمْدُ لِلهِ الًّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Artinya:

“Segala puji bagi Allah, Tuhan yang menghidupkan kami setelah Ia mematikan kami. Kepada-Nya lah kebangkitan hari Kiamat”

2 Doa Bangun Tidur Panjang

الْحَمْدُ للهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ للهِ وَالْعُظْمَةُ وَالسُّلْطَانُ ِللهِ وَالْعِزَّةُ وَالْقُدْرَةُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الْإِسْلَامِ وَعَلَى كَلِمَةِ الْإِخْلَاصِ وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مَحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. أَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحَيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ. أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَبْعَثَنَا فِى هَذَا الْيَوْمِ إِلَى كُلِّ خَيْرٍ وَنَعُوْذُ بِكَ أَنْ نَجْتَرِحَ فِيْهِ سُوْأً أَوْنجْرِهِ إِلَى مُسْلِمٍ أَوْ يُجْرِهِ أَحَدٌ إِلَيْنَا. نَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا فِيْهِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا فِيْهِ.

Artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepadaNyalah kami kembali. Aku memasuki pagi, sedang kekuasaan tetap hanyalah milik Allah, kemuliaan dan kekuasaan milik Allah pula. (Dialah) Tuhan seru sekalian alam. Aku menyongsong pagi dengan kesucian Islam dan dengan kalimat ikhlas (syahadat) serta dengan agama (yang dibawa) Nabi Muhammad SAW. Juga dengan agama Bapak kami Ibrahim dengan berserah diri, serta bukanlah kami termasuk golongan orang-orang musyrik. Ya Allah dengan-Mu lah kami memasuki pagi dan sore, dengan-Mu lah kami hidup dan mati dan kepadaMu lah kami kembali.

Ya Allah, kami mohon agar Engkau membangkitkan kami di hari ini dengan kebaikan. Kami berlindung kepada-Mu dari melakukan kebaikan yang disertai kesalahan dan mengarahkan orang Islam kepada keburukan, begitu pula kami berlindung dari dipekerjakannya orang untuk melakukan keburukan. Kami memohon kepada-Mu segala kebaikan yang terdapat pada hari ini dan perlindungan dari segala kejelekan yang ada di dalamnya. Amiin.

Adab Bangun Tidur sesuai Sunnah Nabi

Berikut adalah beberapa norma-norma yang disarankan oleh Nabi Muhammad SAW yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari ketika bangun tidur:

1. Duduk dan Membersihkan Wajah

Setelah bangun tidur, disarankan untuk duduk dan membersihkan wajah. Hal ini bermanfaat untuk menghilangkan tanda-tanda tidur dan menyegarkan wajah setelah tidur.

2. Membaca Doa

Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk membaca doa ketika bangun tidur sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas kesempatan hidup yang diberikan setelah tidur.

3. Membersihkan Gigi atau Menggunakan Miswak

Rasulullah SAW sering menggunakan miswak atau membersihkan mulut setelah bangun tidur. Tindakan ini membantu menjaga kebersihan mulut dan kesegaran napas.

4. Membersihkan Hidung

Membersihkan hidung setelah bangun tidur disarankan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan pernapasan.

5. Membaca Ayat-Ayat Al-Quran

Membaca ayat-ayat suci Al-Quran di pagi hari membantu memulai hari dengan ketenangan dan mendatangkan berkah.

6. Melakukan Sholat

Melakukan sholat subuh sangat dianjurkan setelah bangun tidur sebagai cara untuk memulai hari dengan ibadah dan pengabdian kepada Allah.

7. Bersyukur kepada Allah

Memulai hari dengan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah, termasuk kesempatan untuk hidup di hari yang baru.

Tidak hanya membantu menjaga kebersihan fisik dan spiritual, tetapi praktik-praktik ini juga membantu memulai hari dengan semangat dan sikap positif. Nabi Muhammad SAW mengajarkan adab-adab ini sebagai pedoman untuk menjalani kehidupan sehari-hari yang lebih bermakna dan penuh berkah.

Itulah beberapa doa dan norma-norma bangun tidur yang sangat penting untuk kelangsungan hari Anda. Semoga dengan mengetahui ini, Anda dapat memulai hari dengan lebih baik.

Niat puasa qadha dan Waktu yang Dilarang untuk Berpuasa

Niat puasa qadha dan Waktu yang Dilarang untuk Berpuasa

Niat puasa qadha dan Waktu yang Dilarang untuk Berpuasa adalah topik yang relevan ketika bulan suci Ramadan telah tiba. Meskipun begitu, terkadang beberapa dari kita mengalami halangan yang mencegah kita untuk berpuasa selama Ramadan.

Niat puasa qadha dan Waktu yang Dilarang untuk Berpuasa

Apakah kamu pernah mengalami hal tersebut? Jika ya, penting untuk mengetahui bagaimana cara mengganti puasa sesuai dengan aturan dalam Islam. Sebagai salah satu rukun Islam, puasa adalah ibadah yang wajib dilaksanakan dan harus diganti jika terlewatkan.

Bagi mereka yang memiliki kewajiban berpuasa namun tidak dapat melaksanakannya selama bulan Ramadan karena suatu alasan, mereka diharuskan untuk menggantinya dengan melakukan puasa di luar bulan Ramadan, yang dikenal sebagai puasa qadha. Penting untuk memahami kriteria siapa yang wajib mengganti puasa dan bagaimana tata cara serta waktu pelaksanaannya.

Niat Puasa Qadha dan Ketentuannya

Niat untuk puasa qadha hampir mirip dengan niat puasa Ramadan. Sebelum mengetahui formulir niatnya, penting untuk memahami siapa saja yang diwajibkan untuk mengganti puasa Ramadan apabila tidak dapat melaksanakannya.

Kriteria Orang yang Wajib Mengganti Puasa Ramadan

Puasa Ramadan diwajibkan dan harus diganti jika tidak dapat dilaksanakan. Orang yang diwajibkan untuk menunaikan puasa dan menggantinya jika tidak berpuasa selama bulan Ramadan memiliki kriteria sebagai berikut:

– Orang yang beragama Islam
– Orang yang telah mencapai baligh
– Orang yang menetap atau ikamah
– Orang yang dalam keadaan sehat dan mampu

 Niat Puasa Qadha

Dalam pelaksanaannya, tata cara puasa qadha sama dengan puasa Ramadan, dengan perbedaan utama terletak pada formulir niat. Waktu pembacaan niat ini dapat dilakukan sejak malam sebelum berpuasa hingga sebelum waktu fajar pada saat sahur. Berikut adalah  niat puasa qadha:

Niat puasa qadha dan Waktu yang Dilarang untuk Berpuasa

“نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى”

Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”

Waktu yang Dilarang untuk Mengganti Puasa Ramadan

Untuk melakukan puasa ganti (qadha), kamu dapat menjalankannya kapan saja di luar bulan Ramadan, asalkan tidak pada hari-hari yang diharamkan bagi seorang Muslim untuk berpuasa. Beberapa hari yang termasuk dalam larangan berpuasa adalah:

  1. Hari Idul Fitri (1 Syawal).
  2. Hari Idul Adha (10 Zulhijah).
  3. Hari Tasyrik (11, 12, dan 13 bulan Zulhijah).
  4. Hari Jumat jika dilakukan secara tunggal. Namun, jika ingin berpuasa pada hari Jumat, kamu dapat melakukannya dengan berpuasa pada hari Sabtu atau Kamis dalam pekan yang sama.

Setelah memahami lebih lanjut tentang cara mengganti puasa, diharapkan tidak ada yang terlewat, Sahabat. Penting diingat bahwa puasa Ramadan adalah kewajiban bagi setiap Muslim, sehingga menggantinya juga merupakan tanggung jawab yang harus diemban.

Oleh karena itu, disarankan untuk mencatat puasa yang tidak terlaksana selama bulan Ramadan agar tidak terjadi kesalahan ketika melakukannya penggantian. Selain mencatat puasa, kamu juga dapat menggunakan jurnal atau Ramadan planner untuk mencatat target ibadah selama Ramadan dan merefleksikan diri di bulan suci ini! demikian tentang  Niat puasa qadha dan Waktu yang Dilarang untuk Berpuasa

Malaikat Jibril Sering Menyerupai Sahabat Nabi ini

Malaikat Jibril Sering Menyerupai Sahabat Nabi ini

Malaikat Jibril Sering Menyerupai Sahabat Nabi ini, Jibril ‘alaihissalam, pemimpin Malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para Rasul, termasuk Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, kadang-kadang mengubah wujudnya menjadi manusia sesuai kehendak Allah.

Ketika berjumpa dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم, Malaikat Jibril tampil sebagai sosok mirip sahabat Nabi yang tampan, Dihyah Al-Kalbi radhiyallahu ‘anhu. Dihyah, dengan keunggulan wajahnya yang menarik, diamanahi Nabi sebagai delegasi Islam untuk mengirim surat kepada para raja dan pemimpin.

Pada tahun keenam Hijriyah, Dihyah diutus oleh Nabi صلى الله عليه وسلم untuk menyampaikan surat kepada Kaisar Romawi, Hiraklius. Dihyah, yang menyerupai Malaikat Jibril saat berwujud manusia, memainkan peran kunci dalam beberapa peristiwa, seperti ketika Malaikat Jibril memerintahkan Rasulullah untuk memimpin perang melawan Bani Quraizhah.

Kisah menarik terjadi setelah perang Khandaq, di mana Malaikat Jibril datang dalam wujud manusia untuk memberi petunjuk kepada Rasulullah. Dalam beberapa kejadian, Dihyah disamakan dengan Malaikat Jibril oleh beberapa sahabat, termasuk istri Nabi, Ummu Salamah.malaikat Jibril Sering menyerupai sahabat nabi ini

Dihyah juga terlibat dalam misi dakwah Islam di Syam, di mana ia bertemu dengan Kaisar Romawi, Hiraklius, untuk menyampaikan ajakan masuk Islam. Dalam pertemuan tersebut, uskup Ibnu Nathur, sahabat Hiraklius, akhirnya memeluk Islam setelah mendengar penjelasan dari Dihyah dan Hiraklius.

Namun, Hiraklius tetap menolak untuk memeluk Islam, takut kehilangan kekuasaannya, meskipun beberapa panglima perangnya telah mengancam untuk tidak mengakui kedudukannya jika ia mengikuti seruan Nabi.

Dihyah sering bertemu dengan uskup Ibnu Nathur untuk memberikan pengajaran tentang Islam. Pada suatu hari, uskup tersebut tidak muncul untuk memberikan ceramah, dan akhirnya, orang-orang Romawi mengancam untuk membunuhnya jika tidak keluar. Sang uskup memilih menyampaikan surat kepada Nabi melalui Dihyah dan akhirnya memberikan syahadat di depan orang-orang Romawi, yang kemudian membunuhnya.

Dihyah menjadi saksi langsung peristiwa tersebut dan menceritakannya kepada Nabi, serta menyerahkan surat dari uskup. Kisah hidup Dihyah Al-Kalbi memberikan pelajaran tentang kesetiaan dalam dakwah dan pengorbanan dalam menyebarkan Islam, bahkan hingga ke tingkat internasional.

Arikel Malaikat Jibril Sering Menyerupai Sahabat Nabi ini bersumber dari:
1. Al-Ishaabah, Ibnu Hajar, hal. 371. no. 2474
2. Thabaqaat, Ibni Sa’ad, 4/249.
3. Shahih Al-Bukhari, Kitab Al-Manaqib, bab: ‘Alaamaatin Nubuwwah fil Islaam.
4. Shahih Al-Bukhari, Kitab al-Jihad was Siyar, Bab: Du’aa-in Nabiyyi an-Naasa ilal Islaam.
5. Kitab Al-Bidayah wan-Nihayah, Ibnu Katsir, 6/242.