Surat At-Tahrim ayat 8 mengandung perintah tobat nasuha, bentuk tobat yang sejati, namun disertai tiga syarat-syarat tobat nasuha yang harus dipenuhi. Surat ini, surat ke-66 dalam Al-Qur’an, terdiri dari 12 ayat dan terletak setelah surat At-Talaq dan sebelum surat Al-Mulk.
Ayat ke 8 secara khusus menurunkan perintah tobat nasuha kepada mereka yang ingin kembali kepada Allah. Allah menjanjikan surga dengan sungai-sungai mengalir bagi siapa saja yang bertobat.
Cahaya bagi mereka bersinar di depan dan di sebelah kanan, memohon kepada Tuhan untuk menyempurnakan cahaya dan mengampuni mereka.
Berikut bunyi lafal dan pembahasan mengenai tobat nasuha tersebut!
Surat At-Tahrim Ayat 8, Arab, Latin, dan Artinya
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya.
Tobat, berasal dari kata “tawaba,” berarti pulang, kembali, penyesalan, atau meminta perlindungan. Ibnu Qayyim menjelaskan tobat sebagai penyesalan terhadap maksiat, meninggalkannya, dan keinginan kuat untuk tidak mengulanginya.
Rizem Aizid dalam Di Bawah Naungan ‘Arsy menyebutkan yang dinamakan dengan tobat nasuha adalah penyesalan yang sungguh-sungguh sehingga ia tidak akan mengulangi perbuatan keji yang sama.
Kalbi menyatakan bahwa tobat nasuha melibatkan penyesalan, istighfar, menjauhi dosa, dan ketenangan bahwa dosa tidak akan diulangi.
Lima Hal sebagai syarat-syarat Tobat Nasuha
Tobat nasuha pada surat At-Tahrim ayat 8 adalah tobat tertinggi dan tanpa kembalinya. Lima unsur harus dipenuhi, menurut Muhammad Syafi’ie El-Bantanie:
- Menyadari Kesalahan: Bertobat dimulai dengan menyadari dosa dan maksiat sebagai kesalahan yang dibenci oleh Allah.
- Menyesali Kesalahan: Syarat kedua adalah menyesali dosa, dengan tekad untuk tidak mengulanginya. Rasulullah SAW mengatakan, “Menyesal itu adalah tobat.”
- Memohon Ampun kepada Allah SWT: Setelah menyesal, seseorang harus meminta ampun kepada Allah dengan beristighfar, sesuai sabda Rasulullah SAW, “Tidak ada dosa yang besar dengan istighfar.”
- Berjanji Tidak akan Mengulanginya: Janji harus tulus dari hati nurani, bukan hanya diucapkan dengan bibir, dan diikuti dengan niat sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi dosa.
- Memperbanyak Amal Saleh dan Pahala: Tanda tobat sejati adalah mengubur dosa dengan amal baik dan pahala, menunjukkan perubahan dan upaya meningkatkan ketaatan kepada Allah.
Dengan memahami dan memenuhi kelima unsur ini, seseorang dapat mencapai tobat nasuha yang sejati, membuka pintu ampunan Allah dan mengarahkan diri pada jalan yang benar.
Mau baca Inspirasi lain klik disini